Antara Kuliah dan Organisasi

Image taken from google

Halo gaes, cukup lama gw ga nulis di blog, karena beberapa hari belakangan gw disibukin sama UTS, jadi ga ada waktu buat nyari inspirasi nulis. Padahal ngafalin UTS juga pas 3 jam sebelum UTS di mulai, sisanya ya maen. Haha..

                Oke gaes, kali ini gw mau membahas tentang sesuatu yang membuat gw berfikir akhir-akhir ini, sesuatu yang sebenarnya sudah ada sejak dulu, tapi disini gw coba mengangkatnya dari sudut pandang gw. Ya, masalah organisasi kampus.

                Setiap kampus yang ada di dunia gw yakin pasti memiliki organisasi didalamnya, baik itu organisasi yang mengurusi masalah-masalah teknis, organisasi yang menampung aspirasi-aspirasi mahasiswa, maupun organisasi yang fokus di bidang pengembangan minat dan bakat mahasiswa. Tujuan diciptakannya organisasi tersebut tentunya sangat baik, karena dengan berorganisasi kita mampu melatih diri kita untuk menghadapi tuntutan hidup kelak ketika kita lulus kuliah. Tapi apa jadinya jika organisasi sudah disalah artikan? Hm...

                Menurut Wikipedia, organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

                Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

                Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) organisasi adalah kesatuan (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dan sebagainya) dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu; atau kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama;

                Dengan demikian, secara garis besarnya organisasi adalah kumpulan manusia yang memiliki tujuan yang sama, yang bergabung untuk mencapai tujuan tersebut dan memiliki struktur kepengurusan yang jelas.

                Memang bagus jika kita mengikuti organisasi di kampus, banyak manfaat yang bisa kita ambil darinya, tapi tidak sedikit organisasi yang menyebabkan nilai seorang mahasiswa turun, IPK anjlok gara-gara fokus di organisasi, melawan kebijakan-kebijakan kampus, karena memang banyak organisasi yang mendidik anggotanya untuk se-kritis mungkin. Bahkan ada temen gw yang ngomong “Kalo jadi mahasiswa itu harus kritis, harus berani melawan”, melawan siapa dulu? Apakah organisasi mengajarkan kita untuk menjadi pembangkang?

                Ketika pertama kali menginjakan kaki di kampus, kita berangan-angan ingin lulus dengan nilai yang membanggakan, ingin membanggakan kedua orang tua dan teman-teman. Tapi setelah mengenal yang namanya organisasi, semuanya seolah sirna, seolah-olah organisasi telah mencuci otak kita agar tidak segera lulus, agar berlama-lama kuliah.

                Memang benar semuanya bukan serta-merta salah organisasi, semuanya kembali lagi kembali ke diri kita masing-masing, toh banyak juga aktivis organisasi yang berhasil menyelesaikan pendidikannya tepat waktu, walau dia sibuk di organisasi sekalipun. Semuanya kembali ke mahasiswanya masing-masing. Misalnya, kalau kamu memiliki manajemen waktu yang baik, kamu pastinya dapat memprioritaskan mana yang saat itu lebih penting. Apakah sedang ada tugas kuliah yang deadline pengumpulannya dalam waktu dekat, atau persiapan acara organisasi yang waktunya lebih mendesak.

                Sebenarnya manfaat yang bisa kita peroleh dari mengikuti organisasi itu cukup banyak, seperti melatih leadership, belajar mengatur waktu, memperluas jaringan/network, mengasah kemampuan sosial, dll. Tapi semua itu bisa didapat jika kita benar-benar dalam berorganisasi, motivasi yang kita tanamkan untuk ikut organisasi itu apa? Apa karna memang kita tahu manfaat organisasi yang bersangkutan itu seperti apa? Atau karena hanya ingin menaikan pamor kita dengan mengikuti organisasi? Atau gara-gara mata kuliah yang sulit kita lari ke organisasi biar dianggap pinter? Atau mungkin cuma iseng-iseng doang?

                Satu hal yang harus ditekankan adalah kita harus bisa memilih organisasi mana yang akan kita ikuti, jangan biar keren kita ikut semua organisasi, bukannya keren malah jadi abstrak kuliahnya. Hati-hati terhadap organisasi yang terlalu banyak menyita waktu perkuliahan kita, karena sesungguhnya tujuan utama kita kuliah itu ya untuk pendidikan. Masuklah organisasi yang bisa mendukung kita dalam perkuliahan.

                Organisasi itu mungkin menjadi nomor satu, tapi kuliah itu harga mati! Tidak ada alasan untuk bernegosiasi dalam kuliah, karena tujuan awal untuk masuk ke kampus tersebut adalah untuk kuliah (bukan cari jodoh), dan organisasi adalah jalan untuk mencapai kuliah yang maksimal. Dan harus gw tegaskan, tidak sedikit mahasiswa yang lengah dalam menentukan pilihan antara kuliah dengan organisasi, ketika nama seorang mahasiswa sudah besar di organisasi, tidak sedikit yang kualitas kuliahnya jatuh perlahan, baginya nama yang sudah melambung hebat adalah senjata untuk menarik perhatian dosen, padahal itu adalah mainset yang tidak benar. Ketika seorang mahasiswa mampu mengikuti kuliah dengan baik, kehadiran mencukupi, presentasi memuaskan, tugas-tugas dikerjakan, dan kelihaian di organisasi mantab, itu adalah mahasiswa yang sebenarnya.

                Ketika banyak orang mengatakan bahwa organisasilah yang membuat mahasiswa anarkis dalam menyampaikan aspirasi ketika demo, itu tidak salah juga. Karena kerasnya dunia organisasi terkadang membuat mahasiswa tidak ingin kehidupan disekitarnya di usik, namun salahnya, mahasiswa seperti ini tidak memandang pada kualitas dirinya dulu, namun sudah pandai berkoar tentang kualitas pihak lain, kuliahnya saja masih amburadul, masih mau berdemo soal kualitas pemerintah yang amburadul. Lumayan jika kuliahnya mantab, organisasinya oke, itu baru namanya mahasiswa sebagai agen perubahan, dan semua itu tidak lepas dari namanya manajemen organisasi yang baik. Karena prinsipnya adalah organisasi nomor satu, kuliah harga mati. Tidak ada kompromi.

                IPK itu penting, tapi bukan segala-galanya! Begitu pula dengan organisasi, organisasi itu penting, tapi bukan segala-galanya!

INFORMATIKA DAN ALGORITMA


            Salah satu jurusan kuliah yang paling banyak di minati oleh mayoritas calon mahasiswa adalah Informatika, mungkin karena teknologi informasi akhir-akhir ini semakin menunjukkan taringnya, maka banyak pula yang tertarik dengan dunia informatika. Tak terkecuali gw. Saat ini gw berstatus sebagai seorang mahasiswa semester 2 Informatika di salah satu universitas swasta di Kota Cimahi.
            Gw mulai tertarik dengan dunia computer sejak SMP, saat itu adalah pertama kalinya gw memegang computer, dan tebak bagaimana rasanya? I’m very excited! Gw benar-benar bergairah dibuatnya. Gw baru merasakan dunia yang benar-benar luas, dunia yang tidak terhalang oleh tembok apapun, dunia yang luar biasa bebas! Dan sejak saat itu gw mulai rutin pergi ke warnet hanya untuk sekedar internetan gak jelas.
            Saat lulus SMA gw pun sudah memantapkan diri untuk masuk ke Informatika, berhubung saat itu gw bisa dibilang “buta” terhadap Informatika itu sendiri, yang gw tau saat itu adalah : gw akan banyak belajar banyak tentang computer. Ga salah memang, tapi setelah menjalaninya, gw akhirnya tahu ternyata pandangan tersebut kurang menjelaskan apa itu Informatika.
            Mata kuliah wajib ketika gw semester 1 adalah Algoritma dan Pemrograman, mata kuliah yang menjelaskan tentang algoritma dan pengaplikasiannya terhadap pemrograman, yang saat itu Bahasa pemrograman yang gw pelajari adalah Bahasa C++, salah satu Bahasa pemrograman tingkat tinggi dan paling banyak digunakan oleh para programmer (sebutan untuk orang melakukan programming).
            Dan disini gw akan menjelaskan sedikit tentang Algoritma dan kaitannya dengan jurusan Informatika, semoga dapat membantu kalian para calon programmer yang berniat untuk memasuki dunia kami, dunia yang akan jauh dari ekspektasi kebanyakan dari kalian, dunia yang benar-benar menguji kualitas pertahanan dan ketahanan diri kalian.
            Algoritma adalah susunan yang logis dan sistematis untuk memecahkan suatu masalah atau untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Algoritma adalah urutan logis pengambilan putusan untuk pemecahan suatu masalah. Sedangkan menurut Ibnu Ja’Far Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi Algoritma adalah suatu metode khusus untuk menyelesaikan suatu persoalan. Dan menurut Donald E. Knuth Algoritma adalah sekumpulan aturan-aturan berhingga yang memberikan sederetan operasi-operasi untuk menyelesaikan suatu jenis masalah yang khusus.
            Dari pengertian-pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa secara garis besar Algoritma adalah suatu langkah-langkah/proses-proses yang terstruktur untuk pemecahan suatu permasalah. Secara singkatnya Algoritma adalah proses untuk memecahkan suatu masalah dan dalam konteks Informatika proses-proses pemecahan masalah tersebut dilakukan oleh computer.
            Kita ambil satu contoh satu algoritma sederhana dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita diberikan dua buah gelas, gelas A dan B : gelas A berisi Kopi dan gelas B berisi susu. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya jika kita ingin menukarkan isi dari kedua gelas tersebut (gelas A menjadi berisi susu dan gelas B menjadi berisi kopi)? Jawabannya adalah :
Langkah pertama : Kita ambil sebuah gelas baru, sebut saja gelas C.
Langkah kedua : Tuangkan kopi dari gelas A ke dalam gelas C (gelas A menjadi kosong tentu).
Langkah ketiga : Tuangkan susu dari gelas B kedalam gelas A (gelas B menjadi kosong).
Langkah keempat : Tuangkan kopi dari gelas C kedalam gelas B.
Dan taraaaaaa… isi dari kedua gelas itupun telah tertukar! Itulah yang disebut dengan algoritma, itulah yang disebut dengan pemecahan masalah, itu adalah algoritma sederhana yang saya rasa akan selalu diajarkan di tiap Universitas di Indonesia.
               Algoritma tidak akan lepas dari yang namanya procedure dan function, funtion jika diibaratkan adalah sebuah alat yang didalamnya terdapat algoritma tersendiri, sepert wajan, panic, atau blender. Contohnya : Kita memiliki beberapa jenis buah-buahan segar dan beberapa gelas susu, lalu bahan-bahan tersebut dimasukkan kedalam sebuah alat (function) yang disebut function buat_jus, dan hasilnya adalah kita memiliki susu buah hasil dari proses algoritma didalam function tadi.

            Artinya, Algoritma memiliki pengertian yang cukup luas, dalam kehidupan sehari-hari kitapun sering menggunakan algoritma didalamnya, karena seperti yang telah dijelaskan diatas, algoritma adalah suatu langkah yang berurutan/sistematis dalam memecahkan suatu masalah atau dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan dalam Ilmu Informatika, Algoritma berarti proses-proses pemecahan masalah yang menerima inputan beruda data dan menghasilkan output berupa informasi matang. Algoritma dalam Informatika menggunakan Bahasa yang sulit dimengerti oleh orang awam, yang sering disebut Bahasa Pemrograman, dan Bahasa pemrograman pun memiliki banyak variannya, seperti C++, C#, Java, HTML, Visual Basic, dll.
            Karena Informatika merupakan salah satu turunan Ilmu Komputer, maka tentu Algoritma yang digunakan dalam jurusan Informatika adalah Algoritma computer, yang membuat kita akan selalu bertemu kode-kode program yang jika lupa satu huruf saja (bahkan dalam beberapa Bahasa pemrograman hanya berbeda huruf besar dan kecil saja, seperti C++) dapat mengakibatkan error dalam program kita.
            Oleh karena itu anak-anak Informatika dituntut untuk selalu focus dalam coding (istilah untuk kegiatan menulis kode program). Selain itu, salah satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah LOGIKA kita. Algoritma berkaitan erat dengan logika, setiap proses yang kita lakukan harus mengandung logika yang jelas, setiap langkah yang kita lakukan harus jelas dan terstruktur, karena computer merupakan ilmu pasti yang tidak mungkin kita rubah seenaknya.
            Gw hampir lupa, salah satu pertanyaan yang sering muncul dikepala gw saat hendak masuk ke Informatika adalah : Apakah kita harus menguasai matematika jika ingin berhasil di dunia informatika? Mari kita analisa dari sudut pandang gw (ingat ini hanya opini gw semata).
            Jika kalian mau tahu, background pendidikan gw sama sekali ga ada kaitannya dengan dunia computer apalagi Informatika, dan jauh dari matematika juga! Gw menyelesaikan SMP dan SMA gw di salah satu Pesantren yang ada di Kab, Bandung. Tiap hari yang gw temui hanya hadits dan AL-Qur’an, agama dan agama, jika dipersentasikan pelajar agama gw mempunyai persentase sebesar 70% dan sisanya yang 30% dibagi-bagi kedalam pelajaran-pelajaran umum. Bisa dibayangkan kan bagaimana kadar matematika gw? Ya! Anjlok! Ketika kuliah belajar tentang matematika dasar, gw bener-bener dibuat pusing karena sama sekali ga mengerti, gw ga punya dasar sama sekali! Dan hasilnya, gw harus ngulang Mata Kuliah Matematika Dasar gw semester depan.
            Itu semua ditinjau dari segi studi. Lalu apakah matematika sangat perlu bagi Informatika? Jika gw harus menjawab, jawabannya adalah cukup operasi matematika yang dasar yang diajarkan kepada kita ketika kita SD dan mungkin beberapa saat kita SMP dan SMA. Yang artinya ga terlalu penting, kecuali untuk lulus doang, karena ada mata kuliah matematika dasar yang sangat menjemukkan. Tapi kenyataannya ga terlalu banyak rumus-rumus matematika yang digunakan untuk programming. Jadi kesimpulannya? Untuk programming (yang merupakan nilai utama dalam perkuliahan Informatika) matematika cukup penting tapi tidak terlalu, hanya saja kita harus bisa walau hanya dasar agar bisa melewati mata kuliah matematika yang menurut gw seharusnya dihapus aja! Haha. Bahkan Wallace Wang dalam bukunya yang berjudul "Beginner Programming For Dummies" mengatakan bahwa : "Programming komputer tidak memerlukan IQ yang tinggi dan keahlian matematika tingkat lanjut. Programming komputer hanya membutuhkan keinginan untuk belajar dan kesabaran untuk tidak menyerah".
            Lanjut ke pertanyaan selanjutnya : Background gw bukan anak TI, gw hanya anak IPS, cocokkah gw buat masuk Informatika? Jawabannya : Kenapa engga? Selama passion kalian ada di Informatika, background bukan masalah besar, contohnya aja gw, tadi udah gw sebutin kalua gw sama sekali tidak punya background IT, hanya anak yang kebetulan suka main computer, tapi nyatanya? Gw bisa mengikuti mata kuliah Algoritma dengan sangat baik, bahkan menjadi mata kuliah favorit gw!
            Jika memang kalian sama sekali gak punya background IT, cobalah untuk belajar autodidak salah satu Bahasa pemrograman (gw saranin C++ karena cocok buat pemula), trus rasain deh bagaimana rasanya ngoding, bagaimana rasanya bermain dengan logika kalian, jika kalian merasa sulit atau bahkan mengerang kesakitan karena otak kalian hampir keluar, saya sarankan jangan memaksakan untuk melanjutkan kuliah Informatika, karena semua itulah yang akan kalian pelajari. Tapi jika ketika kalian belajar sendiri programming membuat kalian bergairah, membuat kelian bersemangat, merasa tertantang, maka kemungkinan kalian akan sangat cocok dengan Informatika, jadi kenapa engga?
            Kesimpulannya adalah, Informatika dan Algoritma sangat berkaitan erat sekali, Informatika tidak akan lepas dari yang namanya ALgoritma. Jika kalian memang sudah bulat untuk memasuki dunia Informatika, gw sarankan buat belajar sedikit demi sedikit dasar-dasar Algoritma dan Pemrograman, karena di era Informasi ini sudah sangat mudah untuk mencari referensi maka kalian gak akan kesulitan mencari materi. Dan Insya Alloh disini juga gw akan share beberapa ilmu yang sudah gw terima selama gw kuliah, semoga dapat membantu para teman-teman programmer yang sedikit kesulitan atau para calon programmer yang bercita-cita masuk ke dunia Informatika.

            Akhir kata, semoga beruntung untuk kalian semua!

Nervous dan Cara Mengatasinya


Nervous berasal dari bahasa Inggris yang mempunyai arti “Gugup”, dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Gugup berarti “berbuat atau berkata dalam keadaan tidak tenang; gagap; sangat tergesa-gesa; bingung”. Secara garis besar, gugup bisa terjadi karena kondisi seseorang yang tidak tenang, tergesa-gesa, maupun bingung yang terjadi karena berbagai hal, bisa karena seseorang kurang persiapan dalam melakukan sesuatu, atau mungkin karena ketidakpercayaan diri dihadapan banyak orang, bahkan karena kehadiran si dia (baca: gebetan).
                Beberapa tanda bahwa seseorang sedang nervous atau gugup diantaranya adalah peningkatan detak jantung, frekuansi detak jantung lebih kencang dari biasanya (lebih dari 80x/menit pada orang dewasa, normalnya 80x/menit), tubuh gemetar, keluar keringat dingin, ada juga yang telapak tangannya basah karena berkeringat, bahkan banyak juga yang sampe sulit untuk berbicara, sulit berfikir, bener-bener kosong.
                Dan gw baru saja mengalaminya didepan seorang cewe yang gw suka! Detak jantung ga karuan, tangan gemetaran, keringat dingin keluar semua, yang bisa gw ucapin cuma “Hai”, dan setelah ngucapin hai, fikiran tiba-tiba kosong entah mau ngomong apa lagi. Dan hal tersebut membuat gw mati rasa. Rasanya pengen nyebur aja ke kolam atau sumur! Dan itulah yang melandasi gw buat nulis artikel ini.
                Ya, karena rasa nervous tadi banyak sedikit membuat kita seolah mencoba menghindar dari si dia, ga mau berdekatan, karena alasan tadi, kita sering kehilangan fokus bahkan salah tingkah jika berada didekatnya.  Padahal kan kita harusnya berani menonjolkan sisi positive kita didepannya bukannya malah salah tingkah. Dan sialnya tiap gw deket sama dia, jangankan buat menunjukan sisi positive, cuma untuk menyapanya juga harus mengumpulkan keberanian yang sangat sangat besar. Apalagi kalo ternyata dia senyum kearah kita, i’m dead!
                Beberapa gejala-gejala umum yang terjadi jika kita sedang salting atau gugup didepan dia :
1.       Ketika si dia terlihat mendekati tempat kita duduk, tiba-tiba muncul pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tidak terlalu penting, seperti :
“Rambut gw rapi ga ya?” atau “Baju gw udah bagus ga ya?” atau “Wajah gw ga pucat kan?” atau mungkin “Anjrit tiba-tiba pengen boker”, dan sadar maupun ga sadar kita akan mulai sedikit merapikan rambut, baju, pake lipstik ditebelin, pake eye shadow, ke salon dulu, dan pas balik lagi si dia udah ga ada, kan kampret (buat cewe). Dan buat cowo dia akan cari sisir ke seluruh penjuru dunia, dan kalo ga nemu, terpaksa dia pake sikat kawat yang menyebabkan cedera yang sangat serius pada kepalanya dan harus dilarikan ke rumah sakit.
2.       Ketika si dia mengajukan pertanyaan pada anda, jawaban itu akan sangat sulit keluar dari mulut anda. Walaupun akhirnya anda menjawab, tapi setelah dia berumur 100 tahun dan jawaban yang keluar pun seadanya dan dengan tergagap kaya mahasiswa yang gabisa menjawab ketika ditanya dosen, “eh anu.. itu loh.. anu... gw pengen boker” Fakkk!
Hidup ini semakin sulit ya....
3.       Ketika kita sedang berkumpul bareng temen-temen dan ada dia disana, dan kita dimintai penjelasan tentang suatu hal, kita sering kesulitan menjawabnya karena mungkin ingin terlihat sempurna didepan dia, tapi ternyata malah membuat kita aneh, dan terkadang malah menjawab dengan jawaban yang sangat tidak relevan, mungkin karena kita yang tidak bisa fokus karena kehadirannya, atau memang kita yang tolol.
Contoh kasus : “Lo tau planet mars kan?” dan lo pun menjawab “eh apa? Mars? Yang nyanyi lagu grenade itu kan?” Dia bilang “Itu Justin bibir kali” lo jawab lagi “Oh iya ya justin bibir” dan mereka pun ngakak karena ketololan lu. Dan lu pengen mati aja.
4.       Ketika kita sedang berjalan dan melihat dia dari kejauhan, seringkali terjadi banyak kecelakaan kecil yang sebenarnya ga harus terjadi, misalnya : buku tiba-tiba jatoh, tersandung batu kecil dan jatuh tapi tangan kita reflek menggapai tali yang ada disebelah kita, tapi ternyata tali tersebut adalah tali yang menyangga kampak yang ada diatas, dan gara-gara kita memegang talinya kapak tersebut pun jatuh dan menimpa kepala anda sehingga kepala anda putus seketika. Sungguh mati konyol.
Dari uraian yang gw sampaikan diatas, dapat disimpulkan bahwa rasa nervous bisa menyebabkan salting, dan salting bisa menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan yang bahkan bisa merugikan diri kita dan orang-orang disekitar kita. Seperti disfungsi alat bicara, rusaknya citra anda dihadapan orang lain (khususnya dia), karena sering terlihat tolol, dan bahkan kematian.
Itulah kenapa sebisa mungkin kita harus bisa mengendalikan rasa nervous yang terjadi akibat kehadirannya tersebut, setidaknya kita bisa meminimalisir efek yang terjadi, agar tidak terlalu terlihat tolol.
Berikut ini adalah beberapa tips buat kalian (termasuk gw) yang sering mengalami peristiwa salting dan nervous yang berlebihan :
1.       Tarik nafas dalam-dalam dan tenangkan diri
Ketika dia terlihat sudah mendekati kita, jangan panik. Atur nafas kita sebaik mungkin, jangan dulu melakukan hal-hal yang ga seharusnya seperti berdandan kelamaan. Cukup tarik nafas dalam-dalam, tenangkan diri. Konsentrasi.
2.       Kuasai keadaan
Cobalah untuk menguasai keadaan diri lo sendiri. Jangan terbawa suasana sehingga menimbulkan kelakuan-kelakuan abstrak yang gak penting.
3.       Sibukkan diri
Cobalah untuk menyibukkan diri kita sendiri ketika melihat dia berjalan mendekat kearah kita. Tapi ingat, anda harus sudah menenangkan diri anda sebelumnya, jangan sampai masih ada rasa panik yang berlebihan. Contoh : Baca buku apa aja, tapi jangan sampe kebalik baca bukunya. Kalo ga ada buku, coba mainin HP lo, tapi inget jangan sampe ga sengaja buka bokep pas dia ngelewatin kita.
4.       Berfikir simple
Ketika kalian mulai saling sapa, jangan terlalu keras dalam berfikir, cobalah berfikir hal-hal yang sederhana, yang simple, buatlah pertanyaan-pertanyaan yang ga terlalu berat seperti : “Abis dari mana?” Atau “Udah makan atau belum” kalau ketemu di kantin. Jangan sampai keluar pertanyaan yang berat seperti “Berat badan lo berapa sih?” (Mengakibatkan gamparan yang cukup menyesakkan) atau “Hasil perkawinan unta dan kucing jadi apa ya?” atau gak mungkin kan pertanyaan seperti “Hexadecimal dari bilangan biner 01001110 berapa ya?” atau “Mengapa Albert Einstein bukan bapak gw?”. Be creative!
5.       Bersikaplah apa adanya
Inilah yang menurut gw paling penting ketika bertemu si dia, bersikaplah apa adanya! Gak usah berusaha untuk terlihat sempurna didepan dia, karena kesempurnaan yang sebenarnya adalah cinta itu sendiri. Karena ga ada orang yang sempurna di dunia ini kan? Just be yourself, jadilah dirimu sendiri.

                Demikianlah tips-tips yang bisa lo lakuin ketika berhadapan dengannya yang membuat lo gugup setengah mati. Jangan pernah melakukan hal-hal konyol yang akan lo sesali di kemudian hari. Kontrol diri, kuasai hati, berfikir jernih, jangan panik, dan yang terpenting, jadilah dirimu sendiri! Good luck gaes!

Dengarkanlah



Entah badai mana yang menerjang,
Rasa takut perlahan menyerang.
Bagai pena kehilangan tinta,
Tak berguna, tak bermakna..

Bagai Pungguk merindukan sang bulan,
begitu kata orang.
Tak salah memang,
Harimaupun tak mampu,
Apalagi semut hitam.
Tak berdaya aku dibuatnya..

Memang benar bahwa,
cinta tak memandang harta,
tahta maupun harga.
Tetapi realita berkata,
Tak mungkin kau merasakannya,
Hayang harapan,
Berujung nestapa..

Kau yang disana!
Tahukah kau bentuk simetris?
Kedua belah berbentuk sama,
Berukuran sama,
Bahkan berwarna sama,
Bagai bayangan dalam kaca..

Kau yang disana!
Tahukah kau jika,
Salah satu sisi kau ubah,
Maka dia,
Tak lagi simetris,
Tak lagi indah,
Tak lagi mengagumkan,
Hanya sebuah karya,
yang tak berharga..

Begitupun cinta,
Salah satu tak sama,
Maka dia lagi pantas,
untuk disebut cinta.
Melainkan hanya,
Isapan jempol semata..

Hedonisme di Kalangan Anak Muda


         

      Tidak bisa dipungkiri bahwa kita khususnya bangsa Indonesia sedang berada dalam sebuah gaya hidup yang sangat membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi bangsa dan negara, yaitu gaya hidup hedonisme. Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dari manusia (Wikipedia). Dengan kata lain, mereka menganggap bahwa kepuasan mental dan fisik diukur dari banyaknya materi yang mereka miliki.
                Perkembangan teknologi yang teramat sangat pesat akhir-akhir ini menjadi salah satu penyebab timbulnya gaya hidup ini, beragam teknologi baru bermunculan hanya dalam hitungan hari. Memang, perkembangan teknologi tidak serta merta mesti disalahkan, karena sesungguhnya banyak hal-hal positif yang bisa kita ambil dari pesatnya perkembangan teknologi saat ini. Informasi-informasi penting akan dengan mudah didapatkan, hanya dalam hitungan detik kita mampu mengetahui kabar terbaru bukan hanya dari orang terdekat kita, melainkan dunia! Bayangkan betapa luar biasanya kekuatan teknologi!
                Selain untuk mempercepat laju informasi, teknologi saat ini pun mampu membantu kita dalam berbagai bidang maupun masalah yang menghampiri, bahkan kita mampu belajar tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar karena bantuan teknologi. Bisakah kalian membayangkan bagaimana sulitnya zaman dulu jika ingin mengabarkan informasi terkini? Saling bertukar kabar? Jika bukan lewat surat, ya tentu kita harus mendatangi orang yang kita tuju. Tapi sekarang semuanya berubah, saling bertukar kabar hanya perlu menggerakan jari, dan wusss dalam hitungan detik orang yang kita tuju pun menerimanya.
                Jika dulu ingin mendengarkan musik kita harus memiliki radio, tapi sekarang ribuan lagu tersimpan rapi di saku celana. Jika dulu ingin menonton televisi harus berdesakan dengan tetangga, sekarang kita tinggal buffering. Jika dulu mencatat teori perkuliahan dengan berbagai alat tulis, sekarang hanya tinggal cekrek dan semuanya tersimpan. Semua itu hanya sebagian kecil dari manfaat (atau mungkin madhorot?) dari perkembangan teknologi zaman sekarang.
                Tapi, tanpa kita sadari semua kemudahan tersebut malah membuat kita menjadi seorang yang kurang produktif, mayoritas masyarakat memiliki pola fikir yang sama, hanya menjadi masyarakat konsumtif tanpa mau ikut mencipta atau mengembangkan. Dari sanalah munculnya gaya hidup hedonisme, gaya hidup yang secara perlahan menggerogoti dirinya hingga ke tulang. Perkembangan teknologi tanpa dibarengi kesiapan mental dari masyarakat.
                Coba kita perhatikan anak muda sekarang, yang mereka cari hanyalah kesenangan dan kenikmatan, baik fisik maupun mental. Tidak salah memang mencari kesenangan, karena hidup tanpa kesenangan akan terasa begitu monoton, kurang menggairahkan, bahkan cenderung membosankan. Tapi bukan berarti kita harus menghalalkan segara cara untuk mencapai kesenangan, berlomba-lomba mencapai yang tertinggi dalam hal materi, bukan pengetahuan. Berlomba-lomba memiliki gadget keluaran terbaru dengan fitur paling canggih yang sebenarnya tidak mereka perlukan.
                Coba kita perhatikan gaya hidup anak muda sekarang, android di saku sebelah kiri, iPhone di saku sebelah kanan. Tujuannya? Tentu agar dinilai tinggi oleh orang lain. Mereka sudah melupakan norma-norma hidup, hanya demi kesenangan dan kepuasan mereka sendiri. Tidak cukup dengan dua handphone di saku mereka, mereka masih memiliki kamera yang sedang ngetrend, hanya untuk sekedar ber-selfie ria, yang padahal jika menggunakan kamera dari ponsel mereka pun sudah lebih dari cukup.

                Ketika dulu orang berlibur untuk melepaskan penat dari rutinitas sehari-hari, sekarang liburan pun telah berubah fungsi sebagai ajang “hunting”, mencari spot-spot yang sempurna untuk dijadikan tempat mereka berfose. Alam bukan lagi tempat untuk menyadarkan diri bahwa begitu besar kuasa-Nya, melainkan menjadi tempat untuk tetap eksis di media sosial.
Ketika dulu warnet-warnet diisi oleh para mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas-tugas kuliah mereka, sekarang telah beraling fungsi menjadi sarang calon mafia. Anak-anak yang belum cukup umur memenuhi setiap sudut warnet, tidak lain hanya untuk bermain game, yang didalamnya mengajarkan kekerasan dan hal-hal negatif lainnya, dengan sebatang rokok di jari mereka, merasa merekalah yang menguasai dunia ini.
Ketika dulu cinta diungkapkan dengan karya-karya romantis nan indah, sekarang tak cinta jika tidak memberikan tubuh. Pergaulan bebas sudah menjadi rahasia umum di kalangan masyarakat, terutama anak muda. Merasa paling sengsara jika tidak memiliki pacar, merasa paling hina jika jalan sendirian.
Ketika dulu sebuah tongkrongan diisi dengan diskusi-diskusi sehat, sekarang semuanya beralih fungsi menjadi sebuah ajang bergosip, berghibah, memamerkan yang mereka miliki, yang nyatanya tidak lebih dari sekedar kotoran menjijikan yang mesti dibuang.
Tak malukah kalian terhadap para pahlawan yang mengorbankan segalanya bahkan dirinya sendiri agar negara ini merdeka, tapi kalian dengan sukarela dijajah oleh teknologi?
                Dampaknya, terciptalah fenomena masyarakat materialisme, masyarakat yang mementingkan materi diatas segala, bahkan Tuhan sekalipun. Takut dibenci dan dikucilkan dari pergaulan karena tidak memiliki gadget terbaru, yang berujung pada tindakan bullying dan merendahkan. Mereka yang memiliki segalanya dianggap sebagai golongan teratas, mereka dipuja karena memiliki segalanya, mereka dihormati karena mampu melakukan apapun yang mereka inginkan, mereka terlindungi bahkan dari hukum. Sedangkan orang yang serba kekurangan dianggap sebagai hama, hanya penyakit yang mesti dibasmi. Bukankah kita semua sama di hadapan-Nya?
                Miris memang melihat fenomena yang terjadi di kalangan anak muda Indonesia, mereka dicekoki oleh teknologi tanpa diberi pengetahuan dan kesadaran akan manfaat sebenarnya dari teknologi tersebut. Mereka digiring menjadi manusia konsumtif tanpa berfikir untuk menjadi produktif, menikmati tanpa ingin mencipta.
                Jika kita telaah lebih dalam, sebenarnya mereka semua adalah korban. Korban dari peradaban yang mengesampingkan kemanusiaan. Korban dari para stake holder yang hanya memikirkan laba tanpa memperdulikan kesehatan mental bangsanya. Pemikiran mereka dikendalikan oleh para pemilik modal. Media yang seharusnya mendidik berubah menjadi racun yang siap membunuh fikiran positif yang tersisa.
                Acara-acara televisi yang tidak berbobot menjadi penyebab utama bobroknya moral anak muda bangsa ini. Kualitas musik yang semakin tidak karuan, acara-acara musik yang isinya hanya mempertontonkan kekonyolan para host yang sebenarnya sama sekali tidak lucu. Acara komedi yang menjurus ke penghinaan dan kemunduran moral, saling mengeksploitasi kekurangan para pembawa acara. Acara berita yang semakin mengkhawatirkan karena sarat akan kepentingan politik. Saling fitnah dan menjatuhkan dalam infotainment hanya untuk kembali tenar. Acara-acara sinetron yang semakin merusak akhlak dan moral anak bangsa, percintaan pengkhiatanan dan perselingkuhan begitu kental memenuhi setiap acara yang seharusnya mengajarkan kebaikan dan menguatkan nasionalisme bangsa. Film-film horror yang cenderung memamerkan kemolekan tubuh wanita sebagai barang jual mereka. Miris memang melihat televisi masa kini.
                Acara-acara tersebut diatas secara langsung atau tidak langsung telah merubah cara pandang para pemuda dan pemudi Indonesia, gaya hidup mereka semakin ingin mengikuti gaya hidup para tokoh dalam sinetron, anak SMA yang memakai mobil mahal, perhiasan disekujur tubuh, baju sekolah yang minim, membentuk geng-geng dan melecehkan mereka yang kekurangan, permusuhan karena hal sepele, berlomba dalam mencari pacar bukan ilmu, padahal tujuan dibangun sekolah adalah untuk mencari ilmu. Mungkin bagi beberapa anak yang beruntung lahir di keluarga yang berada hal tersebut terlihat wajar, karena harta orang tua mereka yang tidak terhingga. Tapi bagi anak-anak lainnya yang berada di keluarga yang hanya cukup untuk makan dan kebutuhan primer lainnya, semua itu hanya angan belaka, yang akhirnya mengakibatkan tindakan-tindakan yang merugikan, seperti memaksakan kehendak kepada orang tua hingga orang tua berhutang hanya demi menyenangkan anaknya yang tidak tahu diri, menipu, mencuri, bahkan menjual diri.
                Fenomena absurd tersebut akan semakin menjadi-jadi jika tidak segera ditanggulangi. Cara pandang yang bobrok tersebut akan semakin mengakar jika tidak segera dibasmi hingga ke pusatnya. Tapi apa daya, kekuatan para pemilik modal jauh lebih besar dari kita. Bahkan komisi-komisi yang bertanggung jawab atas perfilman di Indonesia pun seolah menutup mata dan telinga terhadap kritikan pedas dari masyarakat. Entah karena mereka disokong oleh kekuatan yang lebih besar, atau karena mereka pun tidak berdaya dihadapan para pemilik pertelevisian Indonesia.
                Lalu, jika mereka pun tidak mampu, apa yang harus kita lakukan untuk membenahi moral bangsa ini? Cara sederhana yang bisa kita ambil adalah dengan merubah diri kita sendiri dan orang-orang yang ada disekitar kita. Mulailah untuk meletakkan remote tv dan lakukan hal-hal yang lebih positif. Karena acara-acara tersebut tetap tayang disebabkan rating yang tinggi, dan rating yang tinggi disebabkan oleh para penonton yang banyak, yaitu kita. Mungkin beberapa diantara kita banyak yang menyalakan televisi hanya agar suasana tidak sepi, padahal kita tidak menonton acaranya. Tapi tetap saja walau kita tidak menontonnya, tapi televisi kita memutar acaranya, maka ratingnya akan tetap tinggi.
                Bagi para orang tua, mulailah untuk mengawasi dan memfilter acara bagi anak-anaknya, bukankah tidak layak seorang anak sd menonton acara yang seharusnya ditujukan kepada yang sudah dewasa? Jangan hanya demi menyenangkan anak-anak kalian harus mengorbankan masa depan mereka, mengorbankan moral dan akhlak mereka, mengorbankan kemanusiaan mereka. Cobalah untuk lebih selektif dalam memilah dan memilih acara yang hendak ditonton, karena pengaruh televisi sangat teramat kuat bagi pertumbuhan anak-anak terutama yang masih dibawah umur yang masih memiliki keingintahuan yang sangat kuat.
                Memang sulit rasanya menghilangkan kebiasaan yang sudah mengakar dalam hampir tiap hati masyarakat Indonesia. Apalagi jika hidup di masyarakat yang sadar maupun tidak sadar sudah sangat mencintai pola fikir hedonisme tersebut. Tapi, jika bukan kita lalu siapa lagi yang harus mencoba berubah? Jangan pernah berfikir “Ah kalo Cuma gua yang berubah mana bisa bikin perubahan yang luar biasa”, karna jika semua orang berfikir demikian maka siapa yang akan melakukannya? Cobalah untuk berfikir “Orang lain mungkin ga mau berubah, gw aja yang berubah”, dan bayangkan jika semua orang berfikir demikian, bukankah efeknya akan luar biasa?