![]() |
| Image taken from google |
Halo gaes, cukup lama gw ga nulis di blog, karena beberapa
hari belakangan gw disibukin sama UTS, jadi ga ada waktu buat nyari inspirasi
nulis. Padahal ngafalin UTS juga pas 3 jam sebelum UTS di mulai, sisanya ya
maen. Haha..
Oke gaes,
kali ini gw mau membahas tentang sesuatu yang membuat gw berfikir akhir-akhir
ini, sesuatu yang sebenarnya sudah ada sejak dulu, tapi disini gw coba
mengangkatnya dari sudut pandang gw. Ya, masalah organisasi kampus.
Setiap kampus
yang ada di dunia gw yakin pasti memiliki organisasi didalamnya, baik itu
organisasi yang mengurusi masalah-masalah teknis, organisasi yang menampung
aspirasi-aspirasi mahasiswa, maupun organisasi yang fokus di bidang
pengembangan minat dan bakat mahasiswa. Tujuan diciptakannya organisasi
tersebut tentunya sangat baik, karena dengan berorganisasi kita mampu melatih
diri kita untuk menghadapi tuntutan hidup kelak ketika kita lulus kuliah. Tapi apa
jadinya jika organisasi sudah disalah artikan? Hm...
Menurut
Wikipedia, organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi
orang-orang untuk berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis,
terencana, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang,
material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi.
Stephen
P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) organisasi adalah kesatuan (susunan
dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dan sebagainya) dalam
perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu; atau kelompok kerja sama
antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama;
Dengan demikian,
secara garis besarnya organisasi adalah kumpulan manusia yang memiliki tujuan
yang sama, yang bergabung untuk mencapai tujuan tersebut dan memiliki struktur
kepengurusan yang jelas.
Memang bagus
jika kita mengikuti organisasi di kampus, banyak manfaat yang bisa kita ambil
darinya, tapi tidak sedikit organisasi yang menyebabkan nilai seorang mahasiswa
turun, IPK anjlok gara-gara fokus di organisasi, melawan kebijakan-kebijakan
kampus, karena memang banyak organisasi yang mendidik anggotanya untuk
se-kritis mungkin. Bahkan ada temen gw yang ngomong “Kalo jadi mahasiswa itu
harus kritis, harus berani melawan”, melawan siapa dulu? Apakah organisasi
mengajarkan kita untuk menjadi pembangkang?
Ketika pertama
kali menginjakan kaki di kampus, kita berangan-angan ingin lulus dengan nilai
yang membanggakan, ingin membanggakan kedua orang tua dan teman-teman. Tapi setelah
mengenal yang namanya organisasi, semuanya seolah sirna, seolah-olah organisasi
telah mencuci otak kita agar tidak segera lulus, agar berlama-lama kuliah.
Memang benar
semuanya bukan serta-merta salah organisasi, semuanya kembali lagi kembali ke
diri kita masing-masing, toh banyak juga aktivis organisasi yang berhasil
menyelesaikan pendidikannya tepat waktu, walau dia sibuk di organisasi
sekalipun. Semuanya kembali ke mahasiswanya masing-masing. Misalnya, kalau kamu
memiliki manajemen waktu yang baik, kamu pastinya dapat memprioritaskan mana
yang saat itu lebih penting. Apakah sedang ada tugas kuliah yang deadline
pengumpulannya dalam waktu dekat, atau persiapan acara organisasi yang waktunya
lebih mendesak.
Sebenarnya
manfaat yang bisa kita peroleh dari mengikuti organisasi itu cukup banyak,
seperti melatih leadership, belajar mengatur waktu, memperluas jaringan/network,
mengasah kemampuan sosial, dll. Tapi semua itu bisa didapat jika kita
benar-benar dalam berorganisasi, motivasi yang kita tanamkan untuk ikut
organisasi itu apa? Apa karna memang kita tahu manfaat organisasi yang
bersangkutan itu seperti apa? Atau karena hanya ingin menaikan pamor kita
dengan mengikuti organisasi? Atau gara-gara mata kuliah yang sulit kita lari ke
organisasi biar dianggap pinter? Atau mungkin cuma iseng-iseng doang?
Satu hal
yang harus ditekankan adalah kita harus bisa memilih organisasi mana yang akan
kita ikuti, jangan biar keren kita ikut semua organisasi, bukannya keren malah
jadi abstrak kuliahnya. Hati-hati terhadap organisasi yang terlalu banyak
menyita waktu perkuliahan kita, karena sesungguhnya tujuan utama kita kuliah
itu ya untuk pendidikan. Masuklah organisasi yang bisa mendukung kita dalam
perkuliahan.
Organisasi
itu mungkin menjadi nomor satu, tapi kuliah itu harga mati! Tidak ada alasan
untuk bernegosiasi dalam kuliah, karena tujuan awal untuk masuk ke kampus
tersebut adalah untuk kuliah (bukan cari jodoh), dan organisasi adalah jalan
untuk mencapai kuliah yang maksimal. Dan harus gw tegaskan, tidak sedikit
mahasiswa yang lengah dalam menentukan pilihan antara kuliah dengan organisasi,
ketika nama seorang mahasiswa sudah besar di organisasi, tidak sedikit yang
kualitas kuliahnya jatuh perlahan, baginya nama yang sudah melambung hebat
adalah senjata untuk menarik perhatian dosen, padahal itu adalah mainset yang
tidak benar. Ketika seorang mahasiswa mampu mengikuti kuliah dengan baik,
kehadiran mencukupi, presentasi memuaskan, tugas-tugas dikerjakan, dan
kelihaian di organisasi mantab, itu adalah mahasiswa yang sebenarnya.
Ketika
banyak orang mengatakan bahwa organisasilah yang membuat mahasiswa anarkis
dalam menyampaikan aspirasi ketika demo, itu tidak salah juga. Karena kerasnya
dunia organisasi terkadang membuat mahasiswa tidak ingin kehidupan disekitarnya
di usik, namun salahnya, mahasiswa seperti ini tidak memandang pada kualitas
dirinya dulu, namun sudah pandai berkoar tentang kualitas pihak lain, kuliahnya
saja masih amburadul, masih mau berdemo soal kualitas pemerintah yang
amburadul. Lumayan jika kuliahnya mantab, organisasinya oke, itu baru namanya
mahasiswa sebagai agen perubahan, dan semua itu tidak lepas dari namanya
manajemen organisasi yang baik. Karena prinsipnya adalah organisasi nomor satu,
kuliah harga mati. Tidak ada kompromi.
IPK itu
penting, tapi bukan segala-galanya! Begitu pula dengan organisasi, organisasi
itu penting, tapi bukan segala-galanya!
