Entah badai mana yang menerjang,
Rasa takut perlahan menyerang.
Bagai pena kehilangan tinta,
Tak berguna, tak bermakna..
Bagai Pungguk merindukan sang bulan,
begitu kata orang.
Tak salah memang,
Harimaupun tak mampu,
Apalagi semut hitam.
Tak berdaya aku dibuatnya..
Memang benar bahwa,
cinta tak memandang harta,
tahta maupun harga.
Tetapi realita berkata,
Tak mungkin kau merasakannya,
Hayang harapan,
Berujung nestapa..
Kau yang disana!
Tahukah kau bentuk simetris?
Kedua belah berbentuk sama,
Berukuran sama,
Bahkan berwarna sama,
Bagai bayangan dalam kaca..
Kau yang disana!
Tahukah kau jika,
Salah satu sisi kau ubah,
Maka dia,
Tak lagi simetris,
Tak lagi indah,
Tak lagi mengagumkan,
Hanya sebuah karya,
yang tak berharga..
Begitupun cinta,
Salah satu tak sama,
Maka dia lagi pantas,
untuk disebut cinta.
Melainkan hanya,
Isapan jempol semata..
